SOFIFI- Pemerintah pusat mendorong potensi perikanan di Maluku Utara (Malut) terus dikembangkan. Dari total anggaran program Lumbung Ikan Nasional (LIN) di provinsi Maluku dan Malut Rp 3,2 triliun, Malut mendapat jatah anggaran LIN tahun 2021 mendatang sebesar Rp 1 triliun.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut Buyung Radjiloen mengungkapkan, saat ini pihaknya sudah menyusun master plan, bahkan pada hari ini (kamarin, red) sudah dilakukan pertemuan dengan pelaku usaha di Malut dengan tujuan menerima berbagai masukan dari pelaku usaha terkait pembangunan sentra produksi melalui lumbung ikan nasional. “Harapan kami segala persoalan dan kebutuhan yang dibutuhkan mulai dari hulu sampai hilir itu bisa diatasi,” kata Buyung.
Tentunya, kata Buyung keterlibatan pelaku usaha ini juga akan ikut serta dalam menjamin seluruh bantuan yang akan diberikan kepada masyarakat nelayan. “Kita harapkan bantuan itu sudah jelas orangnya, siapa yang kita bantu dan sudah dijamin pasarnya,” jelasnya. “Kami berharap perencanaan dalam strategi lumbung ikan nasional sesuai kebutuhan dan bisa dimanfaatkan secara baik,” harapnya.
Dijelaskan, dari bantuan anggaran LIN Rp 1 trilun ini akan dibangun tiga sentra yaitu, sentra produksi, sentra penyangga dan sentra kalautan dan perikanan. Sentra produksi sendiri, lanjut Buyung, akan dibangun di kawasan – kawasan desa nelayan di pulau kecil yang akan menjadi aktifitas nelayan dan Pembudi daya itu menjadi satu kawasan yang nanti akan terjadi upaya pengembangan prodak perikanan baik itu perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
“Itu yang kami dorong sebagai fokus pengembangan inti yaitu,Tuna cakalang tongkol (TCT) tulang tangame dan rumput laut. Tiga ini yang kami lihat selama ini menjadi prodak unggulan yang turut meningkatkan kontribusi sektor perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” jelasnya.
lebih jauh dikatakan, sentra produksi akan diberikan berbagai bantuan baik itu armada ,maupun sarana – sarana produksi juga kebutuhan penunjang seperti pabrik es dan penunjang lainnya karena selama ini fasilitas yang disediakan jauh dari lokasi produksi sehingga pihaknya menginginkan di bangun fasilitas yang nanti menjadi penunjang untuk mendukung kegiatan usaha nelayan.
Tentunya, kata Buyung, nelayan yang mendapat bantuan harus memiliki syarat terutama sebagai nelayan dan menjalin mitra dengan pelaku usaha. Dia menyebutkan ada 12 pelabuhan perikanan yang akan dibangun dan akan berupaya supaya fasilitas yang dibangun itu harus lengkap dan bisa dioperasionalkan secara baik.
Menurutnya, Meskipun sentra perikanan sudah dibangun oleh pemerintah pusat di Mortai namun lewat program LIN ini pihaknya mengusulkan ada tiga diantaranya skor Sofifi, Bacan dan SKPT Sula.
“SKPT yang kita bangun ini nanti terkoneksi dengan pelabuhan – pelabuhan perikanan tadi sehingga kita harapkan prodak yang selama ini dibawah keluar Bitung Makasar itu tidak lagi di proses di sana tapi di proses di skpt tadi agar kita mendapat nilai tambah yang cukup baik sehingga nelayan juga bisa mendapat harga yang sesuai dan bisa meningkatkan pendapatan,” terangnya.
Dia mengaku, Malut berada di peringkat ke 7 sebagai produser perikanan Nasional. Dirinya berharap kedepan bisa berada di lima besar dengan adanya program ini. Sekedar diketahui pertemuan dinas perikanan tersebut dengan pelaku usaha dan kelompok nelayan di seluruh kabupaten kota yang berlangsung di Grand Sahid Hotel. (wat)