SANANA – Penyebab pasien membeli obat diluar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanana Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) akhirnya terungkap.
Penyebabnya karena memang stok obat di RSUD Sanana terbatas. Hal ini dibenarkan langsung oleh Plt. Direktur RSUD Sanana Kepulauan Sula, Marini M. Nur Ali, kepada Habartimur.com, Rabu (4/8/2021) di Kantor DPRD Kepsul. “Biaya belanja obat kecil sehingga stok obat pun terbatas,” katanya.
Marini mengaku, biaya obat yang diakomodasi di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hanya senilai Rp 1 miliar. Sementara, dalam perencanaan anggaran kebutuhan obat sebesar Rp 4 miliar.
“Kasus pasien BPJS belanja obat diluar RSUD itu karena biaya belanja obat kecil. kebutuhan obat saat ini hanya dibelanjakan dengan biaya Rp 1 miliar, sedangkan RSUD membutuhkan biaya obat diperkirakan sebesar Rp 4 miliar,” ujarnya.
Menurut dia, RSUD Sanana saat ini membutuhkan biaya belanja obat sebesar Rp 4 miliar, agar dapat mengatasi kesulitan bagi para pasien. “Masalah biaya belanja obat ini saya (Marini, red) sudah menyampaikan ke Bupati,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, kesulitan obat yang dihadapi RSUD Sanana sekarang ini dirinya sudah menyampaikan ke Bupati Fifian Adeningsi Mus (FAM).
“Anggaran biaya untuk dibelanjakan dengan obat saya sudah usulkan di anggaran APBD perubahan, ketika itu bisa dipenuhi maka masalah obat bisa teratasi,” tandasnya. (att)