SANANA – Tim pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati kepulauan sula (Kepsul), Hendrata Thes dan M. Natsir Sangadji, Janwar Umasangadji mengungkapkan kebobrokan Fifian Adeningsi Mus dan Saleh Marasabessy selama menjabat sebagai bupati dan wakil bupati Kepsul.
Kepada habartimur.com, Senin (30/9/2024) Janwar membeberkan, penggunaan APBD tahun 2022 lebih banyak digunakan untuk kegiatan foya-foya. Salah satu, kegiatan yang disoroti adalah perjalanan dinas keluar negeri bupati Fifian Adeningsi Mus bersama tujuh pimpinan SKPD ke negeri Spanyol yang menghabiskan anggaran daerah sebesar Rp 1,01 miliar lebih.
“Anggaran perjalanan bupati dan 7 dinas ke Spanyol ini jika akumulasikan menghabiskan APBD 2022 sebesar Rp 1 miliar lebih (Rp 1.015.125,000). Tapi sayangnya, dari hasil kunjungi luar negeri tersebut tidak berdampak pada daerah kepulauan sula hingga saat ini terutama.PAD di sektor pariwisata,” jelas Janwar. “Pemda tidak memiliki konsep yang jelas dalam promosi dan pengembangan pariwisata di daerah,” kata Janwar lagi.
Mantan koordinator Ikatan lembaga mahasiswa ilmu sosial dan politik indonesia (ILMISPI) Janwar Umasangaji menegaskan, tidak hanya itu, beberapa kegiatan fisik juga dinilai tak jelas, dan amburadul, yakni pembangunan Masjid Trisula yang dibangun di samping ISDA dan rumah sakit di Dofa.
Janwar menjelaskan, untuk pembangunan masjid trisula di samping ISDA, dialokasikan anggaran selama 4 tahun, tetapi sampai diakhir masa jabatan FAM-SAH, tak kunjung rampung. “Tahun 2021, FAM-SAH anggarkan Rp 200 juta, kemudian tahun 2022 dianggarkan Rp 200 juta, tahun 2023 dianggarkan lagi Rp 500 juta dan tahun 2024 ini dianggarkan lagi Rp 397 juta lebih. Jadi kalau ditotalkan, Masjid Trisula ini sudah habiskan anggaran Rp 1,2 miliar lebih tapi kita bisa lihat sekarang, belum rampung. Ini sangat aneh,” terangnya.
Selain itu, Janwar yang juga jubir HT-Manis ini mengkritisi proyek pekerjaan pembangunan rumah sakit (RS) pratama fibroadenoma mammae (FAM) dofa yang dikerjakan pada tahun 2023 sudah menelan anggaran puluhan miliar rupiah, akan tetapi masih terbengkalai dan mirisnya satu ruangan RS FAM dofa tersebut ambruk.
“Proyek pekerjaan RS FAM dofa menggunakan dana alokasi khusus sebesar Rp 43 miliar lebih (Rp 43.838.512,171), yang diduga gagal konstruksi karena tidak memiliki pondasi, sehingga mengakibatkan bangunan RS FAM dofa tersebut longsor. Kemudian FAM-SAH kembali anggarkan melalui dana alokasi umum Rp 3 miliar untuk pembuatan tanggul penahan. Jika diakumulasikan RS pratama FAM dofa menghabiskan anggarkan Rp 46 miliar lebih,” pungkasnya. (att/)
Tujuh SKPD Yang ke Spanyol
1. a. Dinas Ketahanan pangan (Ketbang)
b. Agenda: Koordinasi dan konsultasi
c. Anggaran: Rp. 98.865,000
2. a. Dinas Perindustrian dan perdagangan
b. Agenda: Koordinasi dan konsultasi
c. Anggaran: Rp. 98.865.000
3. a. Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu
b. Agenda: Pelaksanaan penyusunan strategi promosi penanaman modal
c. Anggaran: Rp. 54.464,000
4. a. Dinas kelautan dan perikanan
b. Agenda: Pelaksanaan bimbingan dan penerapan persyaratan atau standar pada usaha pengolahan dan pemasaran skala mikro dan kecil
c. Anggaran: Rp. 98.865,000
5. a. Dinas pariwisata dan kebudayaan
b. Agenda: Fasilitasi kegiatan pemasaran pariwisata baik dalam dan luar negeri pariwisata kabupaten dan kota
c. Anggaran: Rp. 188.850,000
6. a. Dinas pertanian
b. Agenda: Rapat koordinasi dan konsultasi,
c. Anggaran: Rp. 98.865,000
7. a. Bagian umum
b. Agenda: Rapat koordinasi dan konsultasi
c. Anggaran: Rp. 376.350,000