Kontraktor tak Mau Ganti Rugi Tanaman, Pemilik Lahan Lapor ke Polisi


SANANA – Warga Desa Buya Alfian Sangadji yang kini berdomisili di Desa Fagudu, Kecamatan Sanana akhirnya polisikan kontraktor kawakan Hi. Adam Umaternate yang menangani pekerjaan jalan yang menghubungkan Desa Waikafia dan Desa Buya Kecamatan Mangoli Selatan.

Kepada habartimur.com, Alfian mengaku Hi. Adam dilaporkan ke polisi karena membohonginya, tidak membuka jalan di atas lahan ayahnya, Buang Sangadji. Namun, diam-diam Hi. Adam mengingkarinya.

“Saya sudah larang Hi Adam Umaternate agar tidak boleh mambangun jalan di lahan kami, karena tahun 2010 lalu ada proyek pembangunan jalan dan menebang 113 pohon kelapa dan 42 pohon coklat, tetapi sampai sekarang belum dibayar, dan Hi Adam bilang dia tidak membangun di lahan tersebut,” kata Alfian.

“Setelah mendapat informasi bahwa Hi. Adam Umaternate masih membangun jalan di lahan kami, saya langsung mendatangi Hi. Adam Umaternate untuk meminta membayar tanaman kelapa dan coklat yang ditebang, tetapi Hi. Adam bilang tidak ada anggaran. Jadi saya melaporkan masalah ini ke polres,” ujar Alfian.

Mirisnya, dihadapan Alfian, Hi. Adam mengaku pekerjaan proyek pembangunan jalan itu atas perintah sekretaris daerah (Sekda) Muhlis Soamole. “Saya (Alfian, red) tidak tau menahu soal siapa yang perintah. Yang pasti tidak bayar ganti rugi tanaman, jangan bikin jalan di atas lahan orang tua saya, karena tanah itu tanah bersertifikat,” jelasnya seraya mengatakan, perusahaan yang menebang 113 pohon kelapa dan 42 pohon coklat tahun 2010 itu adalah PT Mega Buana.

Alfian menjelaskan, tahun 2010 lalu saat, proyek pembangunan jalan antara Desa Waikafia-Buya itu, orang tuanya sudah melarang. Namun, kontraktor dan pemerintah daerah saat itu berjanji akan menjadikan salah satu keluarganya menjadi pegawai negeri sipil (PNS), tetapi itu hanya pemanis, karena buktinya hingga saat ini tidak ada saudara kandungnya menjadi PNS.

“Saya lapor Hi. Adam Umaternate awal bulan oktober di polres, dan pada waktu itu saya (Alfian, red) bersama Hi Adam Umaternate dan disaksikan kepala desa Buya Sawal Sapsuha. Tetapi di hadapan polisi, Hi. Adam mengaku tidak ada uang untuk bayar galian C, kelapa dan coklat,” pungkasnya. (att/)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Teras Berita