SANANA – Ketua gerakan mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kepulauan Sula (Kepsul), Rifki Leko mendesak Polda Maluku Utara (Malut) segera melakukan penyelidikan proyek rumah sakit (RS) pratama fibroadenoma mammae (FAM) Dofa Kecamatan Mangoli Barat.
Rifki menilai, proyek kebanggaan Fifian Adeningsi Mus itu gagal dalam pekerjaan konstruksinya. Di sisi yang lain, proyek tersebut telah menghabiskan anggaran Rp 43 miliar, tetapi tak kunjung diresmikan.
“Proyek pekerjaan RS pratama FAM dofa yang dikerjakan 2023 lalu dengan anggaran Rp 43 miliar lebih (Rp 43.838.512,171). Diduga pekerjaannya asal-asalan, karena beberapa bulan lalu mengalami longsor pada satu ruangan,” jelas ketua GMNI kepulauan sula Rifki Leko, kepada Habartimur.com, Senin (7/10/2024).
“Saya mencurigai ada oknum-oknum ingin mencari keuntungan dari proyek pekerjaan pembangunan RS pratama FAM dofa, sehingga pekerjaan yang belum diresmikan sudah mengalami longsor pada bagian lantai. Karena pekerjaan itu tidak memiliki pondasi. Kita minta agar pihak Polda dapat memanggil pihak terkait untuk diperiksa,” jelasnya.
Diketahui, proyek pekerjaan pembangunan RS pratama FAM dofa telah menelan anggaran Rp 43 miliar lebih, kemudian terjadi longsor dan pemda melalui dinas pekerjaan umum (PU) kembali anggarkan Rp 2 miliar untuk pembangunan penahan longsor. Jika diakumulasikan proyek RS pratama FAM dofa menghabiskan anggaran Rp 45 miliar lebih. (att/)