Perusahaan Nickel Diminta Berdayakan Koperasi



TERNATE – Tokoh Fagogoru, Khaidir G mengungkapkan fakta menarik yang sekarang ini dialami masyarakat dan kelompok usaha, seperti usaha kecil menengah (UKM) maupun koperasi di wilayah pertambangan nickel di Maluku Utara (Malut) khususnya di wilayah Halmahera Tengah (Halteng) dan Halmahera Timur (Haltim).

Menurutnya, keberadaan perusahaan tambang sekarang ini belum memberikan dampak kemajuan bagi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara (Malut) tahun 2022 yang cukup tinggi sebesar 27 persen, ternyata kurang lebih 23 persen disumbangkan oleh perusahaan yang ada di Halteng maupun Haltim. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi itu tidak sampai ke level kelompok usaha maupun masyarakat.

Dia mengatakan, salah satu perhatian perusahaan kepada masyarakat adalah memberdayakan masyarakat melalui kelompok usaha UKM dan koperasi. “Ada jenis usaha yang sebelumnya diberikan kepada kelompok usaha tangani. Misalnya, perawatan lingkungan, logistik dan lainnya. Tapi faktanya, semua itu ditangani oleh perusahaan dari luar,” kata Khaidir.

“Memang kita tau usaha-usaha itu kapan tender, karena memang kita kurang informasi dan tidak punya jejaring. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi itu tumbuh memang benar, tapi hanya angka saja, tapi masyarakat tidak merasakannya. Perputaran uang di daerah kecil dan lambat, dibandingkan dengan yang dibawa ke luar,” ujarnya.

Dia berharap kepada pemerintah agar ada intervensi agar kelompok usaha ini diberdayakan. “Contoh di tahun 1990-an di perusahaan Antam, ada jenis usaha tertentu yang punya plafond anggaran di bawah 50 juta, tidak bisa ditenderkan keluar, tetapi diberikan kepada kelompok usaha lokal dan koperasi untuk mengelolanya. “Kami mendukung investasi tapi kami juga harus diberi ruang dan kesempatan yang sama. Saya melihat, memang sekarang ini sudah ada upaya dari pemerintah, namun belum membuahkan hasil,” akunya. (wat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Teras Berita