SANANA – Dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, Kamis (9/6/2022) mendatangi kantor bupati Kepulauan Sula (Kepsul) di Desa Pohea.
Kedatangan dosen dan mahasiswa ini bermaksud menemui Wakil Bupati Kepsul Hi. Saleh Marasabessy untuk mengklarifikasi dan meminta maaf atas pernyataannya, bahwa konflik antara desa Fatce dan Mangon biangnya adalah kampus STAI Babussalam Sula.
Sayangnya, kedatangan ratusan mahasiswa dan dosen tersebut tidak menemui Wabup Hi. Saleh Marasabessy. Mahasiswa pun, melampiaskan kekecewaan mereka dengan membakar satu unit meja yang ada di depan kantor Bupati.
“Pernyataan wakil bupati Hi. Saleh Marasabessy sangat melukai hati kami. Masa seorang wakil bupati mengeluarkan pernyataan yang tidak mendasar sama sekali,” sesal presiden BEM STAI Babussalam Sula, Razki Soamole, saat menyampaikan orasinya di depan Kantor Bupati.
Hal yang sama disampaikan salah satu dosen STAI Babussalam Sula, Syahbudin Lumbesi bahwa, kedatangan mahasiswa di Kantor Bupati, untuk menemui Wakil Bupati Hi. Saleh Marasabessy dengan tuntutan agar Wabup dapat mengklarifikasi pernyataannya.
“Kampus sudah mengeluarkan somasi, tetapi apabila Wabup tidak menanggapinya kampus akan menempuh jalur hukum,“ tegasnya. Lanjut Syahbudin, seharunya Wabup fokus dengan visi-misi FAM-SAH, bukan malah mengeluarkan pernyataan liar.
“Sekarang sudah banyak kampus STAI Babussalam Sula memberikan kontribusi ke daerah ini, kampus saat ini telah menyiapkan 4 orang pengacara untuk menghadapi wakil bupati di pengadilan,” ujarnya. (att/)