HALTIM-Masyarakat Desa Boki Ma’ake Kecamatan Wasile Tengah, Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara gerah dengan perilaku sekretaris dinas kesehatan (Dinkes) Haltim yang berinisial AS.
Kenapa tidak, diketahui AS sedang menjalin hubungan gelap dengan RS, dokter kontrak Pemda Haltim di Puskesmas Lolobata yang masa tugasnya sudah berakhir tahun 2019 sesuai surat tanda registrasi. Namun, RS masih menempati rumah dinasnya atas titah sang kekasih AS.
Hubungan kedua pasangan ini sangat dekat. AS dan RS hidup bersama (Bapiara) di rumah dinasnya. Bahkan, disinyalir kedua sudah melakukan hubungan terlarang, layaknya suami istri berulang kali.
Warga yang marah dengan keberadaan kedua pasangan ini, ramai-ramai mendatangi rumah RS sekitar pukul 20:00 Wit. Sayangnya, warga tidak menemukan RS dan AS. Tak lama kemudian, AS dan RS muncul di hadapan warga yang sedang memalang rumah dinasnya.
Tidak ada aksi kekerasan, namun warga meminta agar keduanya segera dihalalkan. Permintaan warga ini, langsung direspon AS dengan suka ria. “Malam ini juga saya siap menikahi RS.
Untuk itu bisa menghadirkan tokoh agama atau imam masjid Desa Boki Ma’ake agar menikahkan kami,” kata AS di hadapan warga.
Sempat ada aksi adu mulut antara AS dan tokoh pemuda, namun tidak berlangsung lama.
“Mereka berdua diketahui menjalin asmara sudah cukup lama. Hidup layaknya suami-istri di rumah dinas PKM Lolobata. Soal kawin mengawin itu sah-sah saja tentu ada proses pernikahan. Masalahnya, keduanya beda agama, AS beragama muslim, dan RS beragama Kristen. Jangan karena masyarakat sudah marah, lalu tiba-tiba minta kawin seolah-olah untuk mengesahkan statusnya. Seharusnya sebagai orang nomor dua di Dinas Kesehatan perilaku AS dan RS tak harus demikian karena banyak rekan-rekan Petugas PKM Lolobata melihat hal serupa yang tak patut di contohkan. AS sebagai pejabat PNS harusnya mencontohkan kedisiplinan. Bukan sebaliknya ASN hidup serumpun layaknya suami istri,” kesal Jainal.
Sementara salah satu tokoh adat Safrudin Ahadin mengatakan, desa ini masih bertuan, dan masih berleluhur. Tentu perilaku tak senonoh yang dilakukan AS dan RS ini tidak disukai para leluhur kita. Justru akan mendatangkan petaka. “Sudah lama kami mencoba untuk sabar, harapannya agar bapak Sekretaris Dinas (AS) juga menghargai warga kami. Namun sejauh ini rasa sabar kami bapak menganggap hal yang biasa-biasa saja,” cetus Safrudin.
Keberadaan RS di PKM Lolobata mengejutkan Kadinkes Haltim Fita Sangaji. “Saya tidak dokter RS masih tinggal di Radis Puskesmas Lolobata. Padahal, kontrak yang bersangkutan sudah berakhir tahun 2019 lalu,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Fita Sangaji baru-baru ini.
Sementara Bripka Arnijhon, Danpos Wasile Tengah meminta agar AS dan RS untuk malam ini jangan dulu bersama, sebab amarah warga sampai berbuntut pemalangan pintu rumah ini, adalah ekspresi atau tuntutan masyarakat agar AS dan RS belum bisa bersama menunggu hingga ada kepastian yang jelas,” pintanya.
Lebih lanjut pihaknya akan berkoordinasi dengan pimpinan Dansektor Wasile Tengah untuk memanggil guna menyelesaikan masalah bersama masyarakat serta tokoh-tokoh Desa Boki Ma’ake. (Hbr)