SANANA – Program kampung singkong dari dinas pertanian kepulauan sula (Kepsul) tahun 2022 gagal.
Program kampung singkong ini dicoba di dua kecamatan yakni kecamatan Mangoli Timur di Desa Waitina dan kecamatan Mangoli Tengah di Desa Mangoli.
Kegagalan program kampung singkong ini dikarenakan pihak penyedia tidak sanggup menyediakan bibit singkong.
Padahal lahan yang sudah disiapkan 10 hektar dengan anggaran Rp 200 juta. Diperkirakan, setiap 1 hektare ditargetkan secara nasional menghasilkan singkong 16 ton.
Meski pihak penyedia tak bersedia menyedihkan bibit singkong, pihaknya membangun komunikasi dengan daerah lain dalam wilayah Maluku Utara (Malut), serta daerah di luar Maluku Utara seperti Malang, dan Ambon.
“Kenapa bibit itu tidak tersedia karena pihak penyedia tidak mampu menyediakan benih bibit. Itu pun, pihak penyedia menyampaikan ke dinas di waktu injury time,” kata Kepala Distan Kepulauan Sula Nurhayati Latuconsina, saat dikonfirmasi Habartimur.com, Selasa (23/5/2023).
Pihak dinas melalui pejabat pembuat komitmen (PPK) mengambil langkah teguran keras kepada penyedia. Sayangnya, kabar terakhir pihak dinas mendapat kabar bahwa penyedia tersebut telah meninggal dunia.
“Pihak penyedia bibit singkong meninggal, sehingga PPK bikin pemutusan kontrak kerja sama, karena PPK tidak mau ambil resiko hukum karena dia yang berhak penuh dengan kampung singkong,” jelasnya.
“Ad 9 kelompok yang memiliki lahan 10 hektare. Anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 200 juta lebih, dan sisa anggaran Rp 78 juta sudah dikembalikan ke kas daerah,” pungkasnya. (att/)