SANANA – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) tampaknya tidak siap mengelar event berskala nasional, parameternya adalah kegiatan Festival Tanjung Waka (FTW).
Kegiatan FTW ini awalnya diusulkan digelar pada 18 Desember 2021 lalu, kemudian digeser pada 25-28 Februari 2022. Namun, sampai memasuki Februari 2022 ini, sarana dan prasarana pendukung FTW belum siap, baik stand-stand dan jalan menuju lokasi FTW.
Kabar terbaru yang dihimpun habartimur.com, kegiatan FTW tersebut digeser lagi bulan depan, tepatnya 5 Maret 2022. Pergeseran FTW ini ditengarai sesuai hasil konsultasi dan koordinasi Ketua panitia FTW Sajwan Fatgehipon dan sekretaris panitia FTW Rizal Drakel dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Sayangnya, sampai saat ini dari panitia FTW belum tampil ke publik memberikan keterangan dan kejelasan kepastian penundaan kegiatan tersebut. Ketua panitia Sajwan Fatgehipon dan sekretaris Rizal Drakel sampai berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi.
Sementara, aktivis Kepsul Razki Soamole menjelaskan kegagalan kepemimpinan Bupati Fifian Adeningsi Mus dan Haji Saleh Marasabessy (FAM-SAH) mulai tampak.
Menurutnya, selain penundaan dan pergeseran kegiatan FTW di Kepsul ini, juga masalah kegiatan publik lain termasuk pelayanan publik ini disebabkan adanya perombakan kabinet (pejabat, red) yang tidak prosedural.
“Jadwal FTW terus diundur berulang-ulang kali, sementara event pariwisata berskala nasional yang diselenggarakan pemerintah pusat sudah selesai, apalagi yang mau dibuat pemda sula, ada beberapa kali terjadi perubahan kabinet,” tegas Razki, Senin (7/2/2022).
Lebih jauh, dia menegaskan pelayanan publik di Pemerintahan FAM-SAH belum dirasakan oleh masyarakat Sula. “Berapa kali terjadi perubahan anggaran, kemudian pelayanan publik sampai saat ini belum juga dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat sula,” kata Razki lagi. (att/)