SANANA – Kebijakan Pemerintah Pusat (Pempus) menghilangkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, karena dinilai mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan demi menghadirkan program langit biru, dinilai sangat menyusahkan masyarakat.
Hal ini disampaikan akademisi STAI Babussalam Sula Maluku Utara, Sahrul Takim kepada habartimur.com, Jumat (5/11/2021). Menurut Sahrul, jika dilihat dari BBM alternatif, mestinya yang menjadi prioritas untuk masyarakat adalah pertalite, karena harganya masih terbilang terjangkau, yakni Rp 7.850 per liter.
Sementara, BBM jenis pertamax Rp 9.200 per liter. Sedangkan, BBM jenis Premium yang dihilangkan oleh Pempus Rp 6.550 per liter. Sayangnya, pertalite saat ini tidak masuk dalam BBM bersubsidi sehingga, penyesuaiannya tidak terbatas.
“Tidak ada alasan untuk mengurangi penggunaan BBM jenis partalite di Kepulauan Sula,” terangnya. Menurutnya, program langit biru yang diturunkan oleh Pempus dapat diintervensi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kepulauan Sula, karena program langit biru sangat menyusahkan masyarakat.
“Intervensi pemerintah daerah, agar BBM pengganti premium tidak seharusnya membebani masyarakat, bukan malah mendukung Pertamax dengan program langit biru,” ujarnya.
Perlu diingat bahwa dengan harga konvensi BBM jenis premium ke pertamax yang cukup bombastis, dapat berdampak serius terhadap naiknya harga transportasi dan harga barang.
“Penggunaan harga BBM yang tinggi akan menaikkan harga angkutan laut maupun darat, pastinya berdampak juga pada kenaikan harga barang, utamanya 9 bahan pokok, seharusnya problem ini tidak dilihat sebagai hal yang biasa,” tegasnya.
Tambah Sahrul, kondisi ekonomi Negara saat ini belum stabil. Sebab, Negara saat ini telah dilanda wabah Corona Virus Drainase (Covid-19) sehingga, dirasakan oleh masyarakat Kepulauan Sula yang pendapatannya di bawah rata-rata dan hanya mengharapkan dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Pempus. “Jangan lagi memperparah keadaan masyarakat,” pintanya.
Dia meminta kepada Pemda Kepsul agar mengintervensi dengan memilih BBM jenis Pertalite sebagai pengganti BBM jenis Premium. Dengan begitu, dapat menjaga stabilitas perekonomian masyarakat dari ancaman kenaikan harga barang. (att)