SANANA – Warga Desa Falabisahaya Kecamatan Mangoli Utara, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) mengeluh dengan waktu operasi SPBU milik Wilson Wowor. Hal ini dikarenakan, waktu operasi hanya dua jam, yakni dibuka pada pukul 08.00 pagi dan pukul 10.00 WIT sudah ditutup.
“Anehnya lagi, pengukuran bahan bakar minyak (BBM) menggunakan ember, tidak menggunakan pompa,” kata salah satu warga Desa Falabisahaya sebut saja Rudianto, Selasa (23/3/2021). Selain itu, harga antara BBM jenis premium maupun pertalite berbeda.
“Saya bingung dengan harga BBM, kalau premium Rp 6.500 per liter. Kemudian, pertalite justru Rp 8.000 per liter,” ujarnya. Lebih mirisnya lagi, pasokan BMM jenis premium yang tiba di SPBU di Desa Falabisahaya selama tiga hari sudah mengalami kekosongan di SPBU. “Tiga hari begitu bensin yang masyarakat berjualan di pinggir-pinggir jalan sudah habis, tetapi untuk pertalite aman,” jelasnya.
Untuk itu, dia mendesak Pemerintah Kepsul melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) untuk menertibkan SPBU tersebut. Sementara, pemilik SPBU di Desa Falabisahaya, Wilson Wowor dan Kepala Disperindagkop Kepulauan Sula, Sofia Sjamlan hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. (att)