MUNGKIN banyak orang tidak mengenalnya. Iya, karena memang hari-harinya hanya dihabiskan bersama anak-anak didiknya di Selatan Halmahera.
Dialah Rauf Ilyas, guru Sekolah Dasar (SD) Inpres Tanjung Tagia, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel). Kini, usianya tak muda lagi. Tubuhnya yang dulu kekar, mampu memikul beban berat bisa hingga 60 kilogram, sekarang tak bisa berbuat apa-apa.
Pria yang mulai memasuki usia 55 tahun itu, harus berjuang melawan penyakitnya, gagal ginjal yang makin ganas, menguras tenaga hingga tubuhnya.
Rauf menceritakan, ia mulai merasa sakit sejak dua tahun lalu, disaat sibuk-sibuk dengan rutinitas belajar-mengajar sebagai seorang guru SD. Makan tak lagi beraturan. Dalam sehari, kadang tak sempat makan sama sekali karena kesibukan tugasnya.
“Mei 2019, saya sampai di Ternate. Saya sewa satu kamar kos-kosan, di Tanah Tinggi Ternate Tengah, Kota Ternate. Kosan yang saya tempatipun masih berada di sekitaran Rumah Sakit umum Dr. Chasan Boesorie,” cerita Rauf.
Lanjutnya, saat melakukan rutinitas cuci darah, ia diberi jadwal pagi oleh petugas rumah sakit di ruangan HEMODIALISA. “Setiap pagi pukul 04;00 WIT, sudah bangun dari tempat tidur, mulai siap-siap ke rumah sakit. Perlengkapan yang dibawa, seperti kain panjang (sarung), air minum dan surat, KTP, BPJS, dan resep dokter yang diberikan sebelum mencuci darah. Begitulah proses cuci darah yang dijalani,” katanya.
Saat ini, suami dari Hasiam Sadek harus rela meninggalkan pekerjaan guru yang digeluti selama 18 tahun itu karena terbaring di rumah sakit.
“Saya sake ini semua-semua musti dengan jarum, jadi saya so biasa deng jarum suntik. Jadi waktu cuci darah sudah terbiasa. Saya berharap semoga sakit ini cepat berakhir, serta proses cuci darah ini dapat memulihkan kesehatan kembali seperti sedia kala,” katanya.
Rauf mengikuti seleksi CPNS dan dinyatakan lolos menjadi PNS. Lantas desa pertama yang mengabdikan diri adalah SD satu atap Tokaka Kecamatan Gane Barat Utara.
Tak lama kemudian, dinas Pendidikan mutasikannya ke tempat tugas barunya di SD Inpres Tanjung Tagia, hingga sekarang. (hbr)