SANANA – Bupati kabupaten kepulauan sula (Kepsul) Fifian Adeningsi Mus, mulai “diserang” oleh anggota DPRD. Salah satu wakil rakyat yang memberikan sorotan tajam kepada bupati yaitu ketua komisi III, M. Natsir Sangadji.
Politisi partai gerindra ini menyebut pelaksanaan APBD di bawah bupati Fifian Adeningsi Mus ini paling buruk. “Pengelolaan APBD terburuk di tahun ini (2023, red). Tidak ada satu program yang dapat dibanggakan,” beber ketua Komisi III DPRD kepulauan sula, M. Natsir Sangadji, saat ditemui media Habartimur.com, Selasa (5/12/2023).
“10 program visi-misi sula bahagia tidak ada yang berjalan, mana visi-misi kepala daerah yang jalan, program tidak ada yang jalan sama sekali di tahun 2023 ini,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Natsir mengatakan, beberapa proyek jalan tahun 2023 hingga akhir tahun ini belum jalan, seperti proyek jalan desa Buya menuju desa Waikafia yang ditangani perusahan CV Berkat. Padahal, proyek ini dialokasikan anggaran kurang lebih Rp 3,5 miliar, (Rp 3.570.000.000.00) bahkan sudah ditandatangani kotrak sejak 1 mei 2023.
Hal yang sama proyek jalan Desa Kou dan Desa Kawata ditangani perusahan PT. Pratama Rayyan Khairan dengan anggaran Rp 19,8 miliar lebih (Rp 19.852.677.152) dan sudah ditandatangani konktrak sejak 26 maret 2023.
Bahkan, pihak PT. Pratama Rayyan yang menagani ruas jalan Desa Kou dan Desa Kawata, ini sudah melalukan pencairan anggaran pada proyek tersebut sebesar 30 persen, tetapi anehnya proyek belum dikerjakan.
Sementara, ruas jalan dari pelabuhan Sanana sampai Desa Waibau ditangani perusahan CV. Thelya Jaya dengan anggaran Rp 4,4 miliar lebih (Rp 4.400.000.000.00) dan sudah ditandatangani kontrak sejak 13 mei 2023.
“Saya (Natsir, red) sudah tegaskan bahwa jika APBD induk 2024 masih bahas proyek-proyek itu lagi, saya menolak dan akan all out dari arena pembahasan. (att/)