TERNATE-Perkumpulan PakaTiva Provinsi Maluku Utara (Malut) akan menggelar diskusi di Bukit Bintang, Kelurahan Toloko, Kota Ternate Maluku Utara pada Sabtu (12/9/2020) sore.
Diskusi dengan pola Focus Group Discussion (FGD) ini menghadirkan pemateri dari Pemprov Malut dalam hal ini Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate Dr Asis Hasyim. Peserta Kegiatan yang dipandu langsung kepala devisi Litbang PakaTiva Mahmud Ici ini dari unsur NGO, media cetak dan online di Malut.
Kegiatan ini mengangkat tema tentang rencana aksi daerah mendorong pembangunan rendah karbon, dengan Tujuannya, untuk mengetahui komitmen di bidang iklim berjalan di daerah. Hal ini sejalan dengan semangat dari prioritas pembangunan berkelanjutan yang menekankan 4 pilar; meliputi perbaikan kualitas kesejahteraan rakyat, akses keadilan dan lingkungan.
Diketahui bahwa, perubahan iklim yang terjadi sekarang ini sangat berdampak pada siklus alam yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Disisi lain, naiknya suhu bumi merupakan salah satu faktor dari perubahan iklim itu sendiri. Laju deforestasi secara masif, membuat ancaman perubahan iklim rentan dihadapi Maluku Utara.
Kepala devisi Litbang PakaTiva Malut Mahmud ICI memaparkan panjang lebar data dan ancaman perubahan iklim di Malut jika tidak ditangani secara serius. “Para ahli sangat yakin laju kenaikan permukaan air laut pada abad 21 akan melampaui periode observasi tahun 1971-2010 pada seluruh skenario. Tahun 2100 sangat tinggi apabila tidak ada tindakan serius. Karena itu pencegahan harus dilakukan semua pihak,” kata Ici.
Wartawan mogabay ini mengatakan, untuk mengatasi perubahan iklim, Indonesia telah menetapkan target iklim nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen untuk usaha mandiri dan 41 persen bantuan luar negeri hingga 2030.
“Tantangan saat ini, bagaimana menerapkan target tersebut di tingkat lokal karena pemerintah daerah seperti provinsi dan kabupaten adalah delegasi utama pusat untuk memastikan penerapan target ini terimplementasi dengan baik,” ujarnya seraya mengatakan, jika kita ingin memahami dan memastikan upaya pengurangan emisi maka tidak diam di tempat. Kita harus mengidentifikasi dari mana emisi ini berasal. (hbr)