SANANA – Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara Zulfahri A. Duwila-Ismail Umasugi, pada Selasa (6/10/2020) malam menggelar kampanye tatap muka di Desa Mangon Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepsul.
Sayangnya, kesempatan itu salah satu juru kampanye ZADI-Imam, Julfi Umasangadji lebih banyak menyoroti kinerja mantan Bupati Kepsul Ahmad Hidayat Mus (AHM), yang tak lain kakak kandung dari calon bupati Fifian Adeningsih Mus (FAM).
Di hadapan pendukung ZADI-Imam, Julfi mengatakan selama 10 tahun AHM memimpin Kabupaten Kepsul, banyak putra terbaik Sula yang masuk di terali besi (bui, red).
“Keluarga kita, orang tua kita, orang asli Sula yang ada dibirokrasi pada masa pemerintahan AHM banyak yang jadi korban karena hanya mengamankan kebijakan seorang kepala daerah yang korupsi,” tegas Julfi.
“Orang Taliabu urus Taliabu, orang sula urus Sula dan Mangoli, Kalau datang dengan kapasitas dan prestasi yang baik silahkan, tapi kalau datang hanya mau urus 800 miliar untuk memperkaya diri lebih baik pulang di Taliabu saja,” teriak Julfi.
“Sudah cukup Ahmad Hidayat Mus pimpin Sula 10 tahun, karena makan talalu banyak dan tidak kontrol akhirnya masuk penjara,” tambah Julfi lagi. Sementara, pihak FAM-SAH yang coba dikonfirmasi, namun belum berhasil diwawancara. Informasi yang dihimpun, FAM-SAH bersama timnya sedang berkampanye di Sulabesi Timur. (att)
Kutipan kampanye lengkap Tim ZADI-Imam, Julfi Umasangadji
ORANG sula untuk keluarga di Taliabu, dengan catatan kamong di Taliabu urus Taliabu sudah katong orang sula dan Mangoli urus sula deg Mangoli, jang so kasih di sana lagi datang maniso di sini lagi, tau diri sadiki, tau diri sadiki, supaya jang maniso disini lagi nanti Katong bicara masa lalu nanti Katong sama-sama malu.
Kalau datang dengan kapasitas dan prestasi yang memadai ya oke, mae kalo datang karena 800 miliar, untuk memperkaya diri supaya nanti bikin rumah 4-5 lantai di Taliabu sana, atau di Manado bahkan di mana-mana, cukup sudah AHM 10 tahun tong sepakat itu.
Supaya jang tong bicara lebih lagi bilang tong bafitnah tapi ini bukan fitnah, karena makan talalu banyak seng kontrol, akhirnya masuk penjara.
Katong pung orang-orang sula orang-orang tua, kakak-kaka dan ade-ade yang ada di birokrasi turut jadi korban karena mengamankan kebijakan seorang kepala daerah, orang sula banyak yang masuk penjara ada yang mati dalam penjara ini yang membuat orang sula trauma, sehingga kita sepakat untuk melahirkan pemimpin yang bersih dari apa yang katong hawatirkan tadi.
Saya tidak puji di hadapan calon bupati dan calon wakil bupati, coba cek dong dua ini punya rekam jejak. Satu (ZADI) dua periode anggota DPRD Provinsi, satu periode wakil bupati kabupaten sula. Pernah dapa dengar k tarada kalau bapak Zulfahri Abdulah Duwila korupsi dengan pekerjaan proyek.
Bapak Ismail Umasugi 38 tahun mengabdi sebagai anggota Polri sampai pensiun dengan pangkat AKBP, tara pernah tong dengar pa Ismail Umasugi tersangkut dengan kasus korupsi atau pelanggaran lain, tidak pernah.
Mae yang ada sana, peluang jadi bupati banyak terjadi peristiwa, barang ini bukan rahasia lagi, mae dunia sekarang dunia canggih cuma lewat facebook sudah tau bahwa dia ini tersandung kasus korupsi.
Dimasa periode 4 ini, katong harus melahirkan pemimpin yang tidak korup.
Niat kita adalah itu, maka daerah ini tahun ini presiden mengeluarkan dan menetapkan daerah ini dengan daerah tertinggal, karena pemimpin yang bermental korupsi.
Pemimpin yang tidak urus rakyat kerja proyek ini hanya asal asalan, proyek bikin ka atas tara tuntas, ini kalo tong bicara lebe bilang tog fitnah padahal ini fakta karena dong tara ikhlas bangun negeri ini. (**)