SANANA – Tiga proyek jalan tahun 2023 dengan anggaran puluhan miliar di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) hingga akhir tahun ini belum ada pekerjaan. Padahal, dokomen kontrak sudah ditandatangani. Disisi lain, Komisi III DPRD Kepsul seperti tutup mata dan telinga atas “kelakuan” kontraktor yang belum mengerjakan proyek tersebut.
Tiga proyek jalan tersebut adalah pekerjaan jalan yang menghubungkan Desa Buya dan Desa Waikafia dengan nilai kontrak sebesar Rp 3,5 miliar lebih (Rp 3.370.000.000.00), kemudian proyek jalan Desa Kou dan Desa Kawata denga nilai kontrak sebesar Rp 19,8 miliar lebih (Rp 19.852.677.152), dan proyek jalan dari pelabuhan Sanana sampai Desa Waibau dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,4 miliar lebih (Rp 4.400.000.000.00).
Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, Mohtar Umasugi menilai para kontraktor yang menangani pekerjaan tersebut sangat nakal. “Komisi III harus memanggil 3 kontraktor ini untuk rapat dengar pendapat, supaya publik di sula juga tau masalah terkait dengan tidak ada progres pekerjaan 3 ruas jalan tersebut, apabila komisi III membiarkan maka akan berdapak pada pembangunan di sula,” ujar Mohtar Umasugi, Sabtu (14/10/2023).
Menurut pria yang akrab disapa Bang Mo ini bahwa, pekerjaan yang anggaran bersumber dari pusat melalui Dana Alokasi khusus (DAK) harus dikerjakan tepat waktu. Sebab, jika tidak dikerjakan akan akan berpengaru pada penyerapan anggaran, dan akan berdampak pada DAK tahun depan. “Pemerintah dan DPRD dalam hal ini komisi III harus tegas terhadap kontraktor. Jangan sampai, memengaruhi DAK tahun depan,” pungkasnya. (att/)