SANANA – Proyek jalan yang menghubungkan desa pelita, desa johor dan desa Auponhia kabupaten kepulauan sula (Kepsul), hingga memasuki awal bulan November 2024 ini belum ada progres pekerjaan.
Padahal, di dalam tayangan layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), Minggu (2/11/2024) ada anggaran jalan antara desa pelita, desa johor dan desa auponhia yang dimasukan di APBD induk 2024, dengan pagu anggaran Rp 2 miliar (Rp 2.000.000.000,00). Sedangkan, nilai kontrak Rp 1,8 miliar lebih (Rp 1.879.376.244,00).
kemudian, proyek jalan tersebut dimenangkan perusahan PT. AEK Batang yang beralamat komplek departemen koperasi blok B-27 cimanggis depok kota jawa barat.
Bahkan, perusahan PT. AEK Batang sudah menandatangani kontrak kerja pada 16 april 2024 lalu. Ironisnya, hingga memasuki awal bulan November ini belum ada progres pekerjaan di proyek yang menelan anggaran miliaran tersebut.
Hal ini mengundang perhatian dari mantan presiden badan eksekutif mahasiswa (BEM) sekolah tinggi agama islam (STAI) babussalam sula maluku utara Razki Soamole. Raski bilang, tidak dikerjakan proyek jalan itu merupakan bukti kegagalan kepemimpinan Fifian Adeningsi Mus dan Saleh Marasabessy (FAM-SAH) di bidang pembangunan insfratruktur di kepulauan sula, terutama di pulau mangoli.
“Jalan dari desa pelita, desa johor dan desa auponhia sampai saat ini belum ada pekerjaan, ini bukti kegagalan calon bupati petahana FAM-SAH, karena hampir seluruh proyek di APBD induk 2024 dikerjakan di akhir tahun belum jalan. Saya berharap pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Pjs. bupati Wa Zaharia dapat menjawab keluhan kami (masyarakat-red),” harapnya. (att/)