SANANA – Duka mendalam bagi keluarga besar almarhumah Walia Papalia (WP) yang mendengar kabar WP telah meninggal dengan cara gantung diri di rumahnya sendiri di desa Buya, Kecamatan Mangoli Selatan Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) pada Senin (17/6/2024) sekira pukul 16.20 WIT.
“Kami terima telepon dari salah seorang perempuan dari Desa Buya bahwa WP telah meninggal dan kami langsung ke rumah almarhumah untuk memastikan informasi tersebut dan ternyata benar,” ujar kakak WP, Linda Papalia kepada saat ditemui awak media, Selasa (18/6/2024).
Linda mengaku saat itu keluarga WP yang berada di Desa Waikafia yang tak jauh dari Desa Buya langsung menuju kediaman almarhumah. Melihat kondisi WP, pihak keluarga menduga almarhumah meninggal bukan dengan cara gantung diri melainkan faktor lain.
“Saya (Linda Papalia, red) sempat tanyakan ke suami WP, Sardi Sapsuha tapi dia mengaku tidak tau. Katanya, bersama WP tidur di kamar dan kejadiannya itu tidak mengetahuinya. Sementara, ada kakak Sardi Sapsuha yang tidur di luar kamar,” kata Linda lagi.
Pihak keluarga pun tidak menerima setelah melihat ada luka di tubuh WP. Disisi lain, karena WP sedang mengandung dua bulan berjalan. Karena itu, pihak keluarga memutuskan untuk dibawa WP ke RSU Sanana, Kepsul untuk dilakukan otopsi.
“Ada luka di tubuh almarhumah. Dan adik saya itu (WP) sedang hamil dua bulan. Kami tidak merasa puas jadi kami bawa almarhumah ke rumah sakit untuk diotopsi agar bisa tahu kebenarannya, bahkan hari ini kami lapor di polres,” tegasnya.
Sementara, suami almarhumah WP, Sardi Sapsuha (22) saat ditemui di RSU Sanana menceritakan kronologisnya bawah dirinya bersama almarhumah WP sedang tidur sekamar. Namun, setelah iya bangun sudah melihat almarhumah WP dalam kondisi tergantung diri menggunakan tali dan sudah tak bernyawa.
“Kami tidur satu kamar. Saya bangun, dia sudah dalam kondisi tergantung dengan tali. Saya langsung ambil parang dan potong tali itu kemudian saya angkat almarhumah di tempat tidur, dan saya lari menuju rumah ibu saya untuk memanggil kakak kandung saya,” ucapnya.
Ditanya soal siapa saja yang berada dalam rumah itu saat kejadian Sardi mengatakan, ada beberapa orang yang sedang tidur di ruang tamu, dan mereka dalam kondisi mabuk.
“Dia meninggal jam 16.20 WIT sore, kaka almarhumah dan ibunya datang dari desa waikafia itu karena kaka saya yang telepon, anak-anak mabo itu tidak minum dalam rumah mereka hanya datang tidur,” jelasnya.
Sardi menambahkan, sebelum almarhumah meninggal mereka berdua tidak ada masalah apa-apa. Bahkan, tidak pernah mengeluh soal kondisi keuangan dalam rumah tangga. “Katong dua tidak ada masalah dalam rumah tangga,” ungkapnya. (att/)