SANANA – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) mulai memanas.
Tim sukses dari tiga pasangan calon (Paslon), masing-masing Hendrata Thes-Umar Umabaihi (HT-Umar), Zulfahri A. Duwila-Ismail Umasugi (Zadi-Imam) dan Fifian Ade Ningsih-Saleh Marasabesy (FAM-SAH) saling sindir, hingga klaim kemenangan.
Bahkan, ketua DPD PDI Perjuangan Malut Muhamad Sinen saat berada di Kepsul baru-baru ini yang meyakini pasangan yang diusung PDIP akan memenangkan Pilkada Kepsul, mendapat respon dari tim pemenang HT-Umar, Husni Sapsuha.
Kepada wartawan, Husni Sapsuha yang juga ketua Perindo Kepsul ini menegaskan, dalam fakta dan data politik Sula, PDIP tidak pernah memenangkan kompetisi pemilu atau pilkada di Kepsul. Bisa dilihat pada tiga kali Pilkada di Kepsul, dari tahun 2005, 2010, 2015, bahkan di pilkada Gubernur Malut tahun 2013 dan 2018 lalu.
Di Pilkada tahun 2005, pasangan Ahmad Hidayat Mus-Ridwan Syahlan menangkan pilkada. Kemudian tahun 2010 Ahmad Hidayat Mus-Safi Pauwah yang tidak direkomendasikan PDI-P pun menang. Tahun 2015, Hendrata Thes-Zulfahri Abdulah Duwila juga tidak direkom partai berlambang banteng ini tapi menang, justru PDIP kalah telak di Kepulauan Sula saat itu.
Bahkan, pada Pemilihan Gubernur Malut 2013 dan 2018 lalu figur yang diusung PDI Perjuangan kalah di Kepulauan Sula. “Jadi, untuk pilkada 2020 ini, mitos kemenangan PDIP tidak akan berubah,” imbuh pria yang akrab disapa Babatopa tersebut.
Babatopa ini mengatakan, pernyataan ketua PDI Perjuangan Malut tersebut hanya bagian opini meyakinkan masyarakat di titik kampanye. Sebab, PDIP tidak punya rekam politik yang bisa dibenarkan memenangkan Pilkada Kepsul.
Pada Pilkada Kepsul 2020 ini, kata Babatopa, formasi kemenangan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Hendrata Thes dan Umar Umabaihi (HT-Umar) sangat merata di setiap kecamatan dan desa.
“Intinya, tim HT-Umar sudah memastikan strategi pemenangan 9 Desember nanti,” yakin Babatopa. (att)
